Tugas1 - Artikel3 Softskill Teknologi New Media

Tema : Teknologi Digital Bioskop


PERKEMBANGAN TEKNOLOGI ANALOG KE DIGITAL 
DALAM BIOSKOP INDONESIA

Teknologi analog adalah teknologi yang didalam sistem penyimpanannya menggunakan pita atau pengirim hasilnya menggunakan gelombang dengan kata lain masih manual. Salah satu contoh dari teknologi analog adalah kamera dengan menggunakan bahan baku film, radio dengan sinyal AM dan FM ataupun telephone. Teknologi analog ini telah digunakan sejak 1800an ketika telephone, alat rekam musik dan juga televisi mulai ditemukan.

Sedangkan definisi dari Teknologi Digital itu sendiri adalah teknologi yang didalam sistem penyimpanan menggunakan data dan dalam penyimpanannya menggunaan hardisk untuk media  penyimpan data tersebut. Dalam teknologi digital pengiriman data dilakukan dengan cara mengirim data yang kemudian diteruskan dengan sinyal. Contoh dari teknologi digital adalah kamera yang penyimpanan menggunakan “memory card”, komputer, handphone, internet bahkan sekarang ini terdapat juga siaran televisi dan radio yang sudah menggunakan sistem teknologi digital.

Dalam dunia eksibisi film (pemutaran film) memerlukan teknologi, teknologi yang digunakan untuk memproyeksikan gambar dan mengeluarakan suara. Dalam industri pemutaran film ada bisokop yang menggunakan teknologi analog dan ada juga yang menggunakan teknologi digital untuk memutarkan film. Bioskop yang masih menggunakan teknologi analog dapat kita temukan dalam grup bioskop 21cineplex, sedangkan dalam grup bioskop Bltzmegaplex sudah menggunakan teknologi digital.


Perbedaan antara teknologi analog dan digital bisa kita lihat dari alat-alat yang digunakan dan juga materi pemutaran filmnya. Teknologi digital dalam bioskop menggunakan alat DCP (Digital Cinema Package). Sistem kerja alat DCP yaitu menyimpan seluruh film dalam bentuk data dengan format minimal 2048×1040 (2k) dan didukung dengan audio yang berbentuk data juga dengan format WAV (sumber : www.filmindonesia.or.id : Bioskop digital : trend yang sulit ditolak). Sedangkan dalam bioskop analog materi film yang digunakan untuk pemutaran film menggunakan format seluloid 35mm dengan kualitas 8k ataupun seluloid 8mm (umumnya di Indonesia seluloid 8mm masih digunakan untuk memutar film tahun 1950-1980an yang sering dilakukan oleh pusat pusat kebudayaan dari Eropa ataupun Jepang)


Baik teknologi analog maupun teknologi digital memiliki kekurangan dan kelebihan tersendiri. Salah satu keuntungan menggunakan teknologi digital yaitu dalam proses pasca produksi akan lebih murah dalam biaya produksi dan membutuhkan waktu yang relatif singkat karena dalam proses mastering film akan menggunakan teknologi DCP endsoding yang tidak menggunakan proses yang terlalu rumit.

Sedangkan dalam bioskop yang menggunakan teknologi analog harus menggunakan rangkaian proses laboratorium film yang panjang. Hasil akhir dari proses laboratorium film yang panjang. Hasil dari proses laboratorium ini harus dalam bentuk bahan baku film 35mm atau yang sering dikenal dalam dunia perfilman dengan nama release print. Dalam proses laboratorium film akan menghabisakan biaya yang cukup mahal dan membutuhkan waktu yang cukup lama.

Di Indonesia sekarang ini hanya ada 2 laboratorium sehingga proses laboratorium tidak dapat bekerja dengan efektif. Pada saat pemutaran film di bioskop dengan menggunakan teknologi analog, release print tidak cukup hanya 1 copy setidak-tidaknya membutuhkan 7-8 copy release print untuk satu kota. Biaya yang dikeluarkan untuk mencetak 1 copy release print sebesar + US$ 1,500 berarti untuk memenuhi kebutuhan 1 kota dibutuhkan biaya sebesar + US$ 12,000 untuk pemutaran film dengan dengan menggunakan teknologi analog (sumber www.laweekly.com : Movie Studios are forcing Hollywood to Abandon 35mm Film : But consequences of going digital are vast and troubling). Sedangkan bila kita menggunakan teknologi digital kita hanya perlu menyiapkan harddisk dan menyimpan film dalam harddisk, dan memberikan harddisk tersebut ke pihak eksebisi film.

        Ada kelebihan dan ada juga kekurangan dengan menggunakan teknologi digital, salah satu kerugian menggunakan teknologi digital di eksebisi film adalah terjadinya pembajakan film. Ketika berada di biosko kita tidak dapat mengkontrol siapa saja untuk mengakses hard disk, setiap orang bisa meng-copy film tersebut maka terjadilah pembajakan hak cipta oleh orang ketiga. Pembajakan film juga mungkin terjadi pada saat tahap pengiriman materi film ke bioskop, ini adalah salah satu dampak semakin berkembangnya teknologi pasti akan ada orang lain yang akan memanfaatkanya.

        Teknologi akan terus berkembang seiring dengan terus berjalannya waktu perkembangan teknologi digital akan berkembang dengan sangat cepat seperti yang diungkapkan oleh August E Grant dalam bukunya Communication Technology Update and Fundamental edisi 12 “Teknologi baru akan lebig dinamis dan akan berkembang dengan cepar”. Oleh karen itu untuk menyiasati kemungkinan pembajakan film ketika pemutaran film dalam bioskop digital yaitu dengan menggunakan KDM (Key Delivery Message). KDM adalah teknologi proteksi yang menggunakan nomor angka dalam film, dengan kata lain film hanya bisa dibuka ketika waktu dan tempat sesuai dengan nomor yang ada dalam film tersebut. Apabila pembajakan tetap terjadi maka pemilik film akan mengetahui sumber utama pembajakan tersebut, karena didalam film akan tertera tanggal dan tempat film tersebut berasal.

          Dengan ini bisa dikatakan bahwa teknologi digital selangkah lebih maju dibandingkan dengan teknologi analog. Teknologi digital dalam eksebisi bukanlah baru terbentuk tapi berkembang secara bertahap dan saling melengkapi satu dengan yang lain. Daam teknologi digital di bioskop terdiri dari beberapa unsur yang didukung antara lain proyektor yang memproyeksikan visual kepada penonton dan tata suara yang mendukung dan juga layar yang mendukung. Ketiga hal tersebut harus saling mendukung, ketika salah satu point sudah menggunakan format digital maka pendukung yang lain harus berbentuk digital juga untuk menghasilkan hasil yang maksimal.



Referensi :
https://www.goethe.de/ins/id/id/kul/pkt/ber/20709189.html
www.filmindonesia.or.id
www.laweekly.com
https://petrussitepu.wordpress.com/2014/11/10/teknologi-analog-vs-digital-dalam-bioskop-indonesia/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEKNOLOGI GAME

GAMEPLAY OVERWATCH

TUGAS AKHIR : SBD 2