Tugas1 - Artikel4 Softskill Teknologi New Media
PERKEMBANGAN
2D Ke 3D
Sebuah
film 3D (tiga dimensi) atau S3D (Stereoscopic 3D) Film adalah sebuah film yang
meningkatkan ilusi kedalaman persepsi. Berasal dari fotografi stereoskopik,
gambar sistem gerak kamera biasa digunakan untuk merekam gambar seperti yang
dilihat dari dua perspektif (atau komputer-generated imagery menghasilkan dua
perspektif pasca-produksi), dan perangkat keras proyeksi khusus dan / atau
kacamata yang digunakan untuk menyediakan ilusi kedalaman ketika melihat film.
Film 3D tidak terbatas pada rilis film teater, siaran televisi dan
direct-to-video film juga memasukkan metode yang serupa, terutama karena
televisi 3D dan Blu-ray 3D.
Akhir-akhir
ini banyak sekali muncul berbagai macam film berformat 3D. Entah itu film
yang bertamakan kartun, fiksi ilmiah hingga action film. Memang film bertema 3D
telah menjadi booming semenjak kesuksesan film fiksi ilmiah Harry
Potter (2007). Menurut saya, sebuah film 3D yang bagus adalah ketika film yang
dibuat 3D lebih ke kategori action dan animasi, bukan ke dalam kategori drama.
Film-film berkategori animasi dan action tersebut jika dibuat dalam format 3D
akan lebih terasa sensasinya saat si penonton menonton film tersebut. Misalnya
saat adegan tembak-tembakan, penonton akan lebiih merasa real sat
menontonya dan mereka pun akan enjoy menikmatinya.
Sebuah
film berkategori drama seperti percintaan ataupun komedi, tidak cocok untuk
dibuat film berformat 3D. Karena hal-hal yang terjadi dalam film darama
cenderung kurang menarik dan lebih sedikit adegan-adegan action-nya.
Memang ada beberapa film berkategori drama seperti Titanic yang kembali dirilis
dalam format 3D, namun walaupun begitu menurut saya film Titanic tersebut
kurang cocok di beri format 3D.
Untuk
mengubah film 2D kedalam format 3D, dibutuhkan ekstra kerja keras dan biaya
yang tidak sedikit. Hal ini pernah di lakukan Walt Disney Pictures ketika
merubah ulang format film mereka ke 3D, mereka harus men-scan setiap frame asli
kemudia dimanipulasi untuk menghasilkan versi kiri-mata dan mata kanan. Puluhan
film kini telah diubah dari 2D ke 3D.
Ada
3 metode dalam pengubahan film 2D ke 3D diantaranya :
§ Metode
kedalaman dari gerak
Metode
ini memungkinkan film untuk secara otomatis memperkirakan kedalaman menggunakan
berbagai jenis gerak. Dalam kasus ini, peta kedalaman kamera merekam seluruh
gerak adegan dalam film agar dapat dihitung geraknnya. Juga, gerakan obyek
dapat dideteksi dan daerah bergerak dapat diberikan dengan nilai kedalaman
lebih kecil dari latar belakang. Selain itu, oklusi memberikan informasi
tentang posisi relatif permukaan bergerak.
§ Kedalaman
dari fokus
Pendekatan
jenis ini juga disebut "kedalaman dari defocus" dan "kedalaman
dari blur". Dalam pendekatan "kedalaman dari defocus" (DFD),
informasi kedalaman diperkirakan berdasarkan jumlah gambar kabur yang dianggap
objek, sedangkan "kedalaman dari fokus" (DFF) pendekatannya cenderung
membandingkan ketajaman obyek rentang gambar yang diambil dengan jarak fokus
yang berbeda dalam rangka untuk mengetahui jarak ke kamera. DFD hanya
membutuhkan 2 sampai 3 gambar pada fokus yang berbeda untuk bekerja dengan
benar sedangkan DFF membutuhkan 10 sampai 15 gambar tetapi lebih akurat
daripada metode sebelumnya (DFD).
§ Kedalaman
dari perspektif
Ide
metode ini didasarkan pada kenyataan bahwa garis paralel, seperti rel kereta
api dan pinggir jalan, tampak menyatu dengan jarak, akhirnya mencapai titik
hilang di cakrawala. Menemukan ini titik hilang memberikan titik terjauh dari
seluruh gambar. Semakin garis konvergen, semakin jauh mereka tampaknya. Jadi,
untuk peta kedalaman, daerah antara dua garis menghilang tetangga dapat
didekati dengan pesawat gradien.
Selain
itu ada pula beberapa software yang digunakan untuk pengkonversian film 2D ke
3D yakni :
§ Gimpel3D
§ YUVsoft
2D to 3D Suite
§ Movavi
Video Converter 3D
§ VFX
2D to 3D Converter, dan lain sebagainya
Referensi
http://en.wikipedia.org/wiki/2D_to_3D_conversion
http://en.wikipedia.org/wiki/3D_film
http://fikriaganic.blogspot.co.id/2015/10/cara-mudah-bikin-format-dcp-digital.html
Komentar
Posting Komentar