BISNIS STARTUP DI INDONESIA
Perusahaan saat ini sedang
gencar – gencarnya mendirikan web pribadi. Mereka menganggap perusahaan akan
lebih maju jika mereka mengenal internet. Karena internet dijadikan sebagai
ladang baru untuk memulai bisnis. Dan pada saat itu pula, Bisnis Startup lahir
dan berkembang. Menurut Ronald Widha dan TemanMacet.com, tidak selamanya Bisnis
Startup berhubungan dengan teknologi, dunia maya, aplikasi atau produk namun
juga berhubungan dengan jasa dan gerakan ekononimi rakyat untuk bisa lebih
mandiri tanpa korporasi – korporasi yang lebih besar dan mapan.
Berikut adalah karakteristik
perusahaan yang termasuk dalam golongan Bisnis Startup:
§ Perusahaan
berusia dibawah 3 tahun
§ Jumlah
pegawai berjumlah 20 orang kebawah
§ Pendapatan
tidak lebih dari $100.000/tahun
§ Masih
dalam tahap berkembang
§ Biasanya
perusahaan yang beroperasi di bidang teknologi
§ Produk
yang dikelola berupa aplikasi dalam bentuk digital
§ Umumnya
beroperasi melalui website
Dari karakteristik –
karakteristik diatas maka dapat disimpulkan bahwa lebih condong ke perusahaan
yang bergerak di bidang teknologi dan website. Sesuai faktanya, kini
perkembangan perusahaan yang biasanya di juluki Startup adalah perusahaan yang
berhubungan dengan teknologi dan online.
Perkembangan Dunia Bisnis Startup di Indonesia
Perkembangan Bisnis Startup di
Indonesia bisa dibilang cukup pesat. Tiap tahun bahkan setiap bulan, selalu ada
founder/pemilik Bisnis Startup bermunculan. Menurut dailysocial.net, ada 1500
Startup lokal di Indonesia saat ini. Hal ini dipengaruhi oleh semakin banyaknya
masyarakat Indonesia menggunakan internet yang bisa dijadikan sebagai lahan
basah untuk mendirikan sebuah Bisnis Startup.
Pada tahun 2013 diperkirakan
pengguna internet mencapai angka 70 juta orang, bisa diperkirakan beberapa
tahun kedepan jumlah internet user akan semakin bertambah. Daya beli masyarakat
akibat kenaikan pendapatan per kapita jugan akan sangat mempengaruhi
perkembangan industri digital.
CEO dailysocial.net, Rama
Mamuaya, menggolongkan Startup di Indonesia menjadi 3, yaitu:
§ Startup
pencinta game
§ Startup
aplikasi edukasi
§ Startup
perdagangan, seperti e-commorce dan informasi
Bisnis startup pencinta game dan
bisnis startup aplikasi edukasi lah yang memiliki pasar yg lebih potensial dan
terbuka di Indonesia, karena proses pembuatan game dan aplikasi relatif mudah.
Dibandingkan dengan aplikasi atau
website yang bergerak dibidang e-commorce atau aplikasi, startup yang bergerak
di pasar mobile game dan social games, e-commorce atau aplikasi tantangannya
lebih besar, karena minimnya penggunaan kartu kredit. Sedangkan yg bergerak di
pasar mobilr game dan social games, perkembangannya lebih besar. Namun untuk
hal – hal yang ber bau informasi atau berita berbagai tema, perkembangannya
jauh lebih pesat.
Saat ini di Indonesia, banyak
berdiri komunitas founder – founder Startup. Seperti contohnya Bandung Digital
Valley, Joga Digital Valley, Ikitas, Inkubator Bisnis di Semarang Stasion,
wadah bagi Startup lokal kota Malang, dan lainnya. Komunitas – komunitas ini
diharapkan dapat memudahkan para founder untuk saling sharing dan membimbing
bahkan menjaring investor. Disediakan juga semacam kompetisi untuk para founder
yang diadakan berbagai perusahaan yg bertujuan untuk menarik investor.
Yang paling utama dalam
mendirikan bisnis Startup adalah tim yang solid. Tim yang solid akan memunculkan
ide – ide yang kreatif dan inovatif, sehingga para founder mudah menarik minat
masyarakat maupun mencari investor.
Kegagalan adalah kesuksesan yang
tertunda. Dalam sebuah wawancara Warta Ekonomi, Molly berkata kegagalan tidak
sepatutnya dipandang negatif. Justru belajarlah dari kegagalan sehingga kita
bisa mendapat pelajaran baru, seperti konsep trial dan error pada umumnya.
Kaskus dan Urbanesia adalah
contoh dari Startup – Startup yang kini telah sukses. Diharapkan Bisnis Startup
lokal di Indonesia bisa terus berkembang sehingga bisa merambah ke pengguna
internet internasional seperti Facebook, Twitter dll.
Komentar
Posting Komentar